Skrining Infeksi Laten Tuberculosis (ILTB) dan Terapi Profilaksis Tuberkulosis (TPT)

Tuberkulosis merupakan penyakit paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Indonesia saat ini berada pada posisi ke-2 untuk kasus TB terbanyak di dunia. Perkiraan kasus TB di Indonesia sebanyak 969.000 kasus dengan notifikasi kasus 74% dan cakupan pengobatan 48% dan kesuksesan pengobatan 83%. Saat ini, upaya skrining infeksi tuberkulosis laten sedang digalakkan secara global. 

Infeksi TB laten merupakan infeksi tuberkulosis yang tidak menimbulkan gejala dikarenakan sistem imun tubuh mampu mengendalikan bakteri TB. Infeksi laten ini dapat menjadi infeksi aktif apabila kondisi imunitas tubuh kurang baik. Hal inilah yang perlu diupayakan untuk dicegah dan diberikan terapi preventif. Pada kondisi infeksi laten TB, akan ditemukan test mantoux (TST) positif meskipun pemeriksaan laboratorium (kultur/BTA) atau radiologi lainnya dinyatakan negatif TB. 

Infeksi tuberkulosis (TB) laten

Dalam upaya ILTB harus memperhatikan cascade of care ILTB. Populasi harus diidentifikasi secara umum dan dipastikan tidak menderita TB aktif. Target LTB diantaranya pasien dengan HIV positif, orang kontak serumah dengan TB aktif terkonfirmasi secara bakteriologis terutama anak dan remaja, kelompok risiko tinggi lainnya dengan HIV negatif (immunokompromise misalnya kanker, pengguna steroid jangka panjang), orang yang berada di wilayah atau tempat tinggal yang padat dan tertutup.

Salah satu pemeriksaan ILTB yang dapat dilakukan secara mudah adalah Tuberkulin test (TST) dengan cara menyuntikkan protein murni tuberkulin 0,1ml dan diidentifikasi adanya indurasi dalam 48 - 72 jam. TST positif apabila indurasi >15mm pada siapapun, >10mm pada orang dengan risiko tinggi tuberkulosis, dan >5mm pada kasus immunokompromise. Selain pemeriksaan TST, dapat juga dilakukan pemeriksaan IGRA untuk mengukur reaksi imun tubuh terhadap bakteri TB.Apabila positif ILTB segera diberikan terapi profilaksis (TPT).

TPT harus diberikan secara rutin sesuai panduan pemberian TPT pada ILTB. Setelahnya perlu dilakukan pemantauan secara rutin terhadap keteraturan TPT, efek samping TPT, dan juga manifestasi klinis yang mungkin muncul. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar